BR : Tuhan Tidak Tuli
11.54
Saya yakin setiap orangtua yang sedang menantikan
buah hatinya, pasti punya harapan yang sama yaitu memiliki anak yang sehat dan
sempurna. Begitupula dengan pasangan suami istri, Stephanus Junianto dan Ratna
Pudyastuti. Namun setelah sudah berumur 1 tahun, putra ke-3 mereka, Yahya belum
juga bisa mengucapkan sepatah katapun dan tidak meresponi panggilan maupun
bunyi-bunyian yang diberikan. Kekhawatiran mulai melingkupi pasangan ini,
sampai akhirnya dokter memvonis Yahya menderita TULI BERAT.
Bukan sebuah kenyataan yang mudah diterima oleh
pasangan ini, namun suatu hari Tuhan mengingatkan akan sebuah ayat di Yohanes
9:2-3 yang berbicara tentang orang yang buta sejak lahir. Dosa siapakah itu
hingga ia dilahirkan buta? Orang itu sendiri, atau orangtuanya? Jawab Yesus,
“Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah
harus dinyatakan di dalam dia.”
Perlahan, keluarga ini bangkit. Tuhan memang tidak
pernah memberikan pencobaan melebihi batas kekuatan kita. Yahya akhirnya mulai
bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), dan berhasil meraih nilai cemerlang
sehingga bisa masuk SMP dan SMA normal dan tetap meraih peringkat pertama.
Pekerjaan tangan Tuhan sungguh nyata dalam hidup seorang Yahya, walaupun dunia
memandangnya sebagai anak yang ‘kurang’, tapi di mata Tuhan tetap spesial.
Buku ini adalah buku kisah hidup yang cukup ringan
dan mudah untuk dibaca karena penggunaan kata yang simpel. Buku ini
menceritakan juga mengajarkan kepada kita bahwa rancangan Tuhan tidak bisa
diselami dengan pikiran manusia. Tuhan itu menjadikan segala sesuatunya baik,
tinggal bagaimana respon kita. Apakah kita memilih marah atas rencana Tuhan?
Atau percaya bahwa Tuhan sanggup merangkai semuanya itu menjadi suatu cerita
yang sangat indah?
Saya sungguh merekomendasikan buku ini untuk dibeli
dan dibagikan kepada orang banyak. Buku ini tidak hanya menceritakan tentang
kisah hidup seorang anak yang tuli, tapi juga menceritakan tentang pekerjaan
tangan Tuhan yang luar biasa. Buat kalian yang lahir normal (well at least
tanpa adanya cacat fisik) tapi masih suka ngeluh ini dan itu, you must read
this book! Sadarlah bahwa di tangan Tuhan, semuanya akan menjadi baik dan
ajaib.
“Saya takut. Saya takut bila saya dapat mendengar,
saya tidak lagi bergantung kepada Tuhan!”
Ternyata bagi Yahya, kebergantungan kepada Tuhan
itu jauh lebih penting dari pada kenyamanan dan kemudahan hidup. Biasanya kita
lebih senang bisa mandiri, bisa memegang kendali atas hidup kita. Tetapi Yahya
tahu bahwa kebergantungan kepada Tuhan itulah yang menyebabkan rancangan Tuhan
yang indah tergenapi dalam hidupnya.
Bergantung kepada Tuhan bukanlah sikap yang pasif,
yang hanya menunggu Tuhan bekerja tanpa melakukan apa-apa. Tetapi bergantung
kepada Tuhan itu artinya dengan aktif kita bergerak untuk mencari kehendak-Nya
dan segera meresponi pintu yang Tuhan bukakan bagi kita.
0 komentar
pliss give your comments to encourage me :)