Debora, Three in One Woman
21.08
Hai2.
This is review untuk quiz-nya Kak Dita.hehe..
Waktu
baca tentang cerita Debora di Hakim-Hakim 4&5, sempet terbengong-bengong
juga sih. Koq ada yaa wanita tapi super berani gitu? Memimpin Bangsa yang besar
(bangsa Israel) perang. Wanita itu biasanya cenderung menghindari hal-hal yang
berbau tantangan dan berbahaya, seperti naik gunung (yaah walaupun sekarang
sudah semakin banyak wanita yang melakukan hal itu) tapi Debora ini punya
mental yang kuat. Dia adalah seorang Hakim, seorang Istri dan seorang Ibu.
Lalu, bagaimana seorang Debora menjalani ketiga peran itu dengan baik?
Yang
namanya hakim itu pasti sibuk, ngurusin urusan bangsa Israel yang buanyaak dan
dia pastilah seorang yang kuat (selain kuat secara fisik pasti juga punya
mental yang kuat), beribawa dan tegas, dan dikenal oleh seluruh bangsa Israel.
Namun Debora yang superpower itu juga punya suami bernama Lapidot yang kisahnya
tidak diceritakan di Alkitab (hanya disebutkan namanya), mungkin saja orang
lebih mengenal Debora daripada Lapidot. Bagaimana Debora tetap bisa tunduk
kepada Lapidot sebagai suaminya?
Sebelum
membahas semua itu, saya mo bahas mengenai beberapa hal yang kita bisa pelajari
dari seorang Debora :
Punya
Visi
Saya
sering banget denger orang ngomong begini, “Yah jadi cewe mah nggak usah
muluk-muluk deh. Nggak usah pengen ini pengen itu, nanti juga kalo married
bakal ikut suami.” Gara-gara statement itu, banyak wanita yang cenderung nge-flow
sama hidupnya, nggak bener-bener cari tau apa yang menjadi visi hidupnya dan
berujung kepada hidup yang nggak maksimal di dalam Tuhan. Nahh Debora ini
adalah seorang pemimpin besar dan punya visi. Loh tau darimana kalo dia ini
punya visi kuat? Mungkin Debora nggak akan terpilih jadi pemimpin kalo nggak
punya visi kuat, gimana ceritanya dia mo mimpin bangsa Israel kalo dia nggak
tau mo bawa bangsa ini ke arah mana (visi). So girls, yuk cari tau apa visi
hidup kita. Supaya kita bisa hidup maksimal di dalam Tuhan, supaya hidup kita
bener-bener didayagunakan untuk kemuliaan Tuhan dan untuk memberkati banyak
pekerjaan Tuhan. Saya setuju sih kalo udah menikah itu kita memang ikut suami,
tapi bukan berarti visi kita hilang, mungkin saja ada penyesuaian-penyesuaian,
justru kita akan semakin maksimal bersama suami kita nanti. Daaan menurut
beberapa blogger yang sudah menikah, visi itu bisa dijadikan salah satu indikator
dalam memilih pasangan hidup. =)
Kuat
dalam Kelembutan
Girls,
tau kan kalo kita sebagai wanita diciptakan Tuhan sebagai penolong. Penolong
pria. Yang namanya penolong itu harus lebih kuat daripada yang ditolong kan?
Debora adalah seorang wanita yang kuat, dia berani menghadapi tantangan.
Statement Debora di Hakim-Hakim 4:9 membuktikan bahwa dia adalah seorang wanita
yang kuat. Yang saya maksud kuat disini bukan kuat secara fisik, tapi secara
mental. Keberanian Debora dihasilkan oleh mental yang kuat. Yang mo saya bilang
ke para wanita, jangan terlalu cengeng!hehe. Kalo ada tantangan, jangan
langsung menyerah, ada masalah dikit jangan langsung drop. Milikilah kekuatan
mental, emosional dan karakter dalam menghadapi masalah dan masa-masa sulit.
Keberhasilan seorang pria selalu ditopang oleh wanita-wanita tangguh di balik
hidup mereka. Saya pernah ngobrol dengan seorang sahabat, dan kita sempat
menyimpulkan bahwa pria itu nggak terlalu tahan berada di masa sulit terlalu
lama, disitulah keberadaan wanita dibutuhkan, menjadi penolong dan pendukung
untuk pria itu. Namun ingat, kuat dalam kelembutan. Artinya meskipun kita kuat
bukan berarti kita jadi merendahkan pria dan bilang, “Ahhh lu kan cowo, masa
nggak bisa sih? Gue aja yang cewe bisa.” It’s a BIG NO! Kekuatan kita bukanlah
untuk menggulingkan kedudukan pria. Wanita yang memiliki kekuatan dalam
kelembutan lah yang mampu tunduk dan taat pada pria. Ingat fungsi kita adalah
PENOLONG bukan pendorong.
Perempuan
juga bisa jadi LEADER
Zaman
dahulu kala, yah zaman waktu Kartini masih maen congklak. Wanita tuh dianggap
rendah bangeed kedudukannya. Boro-boro dehh jadi pemimpin, sekolah aja nggak
boleh! Yahh ntah siapa yang mencetuskan pertama kali, tapi pandangan bahwa
wanita itu dibawah pria masih ada sampe sekarang. Saya rasa, itu juga dialami
oleh bangsa Israel dulu. Lalu kenapa Debora bisa diangkat menjadi seorang
Hakim? Tuhan mo bilang bahwa Dia nggak beda-bedain pria dan wanita, secara
status kita sama di hadapan Tuhan. Kalo Tuhan bisa pakai Debora sebagai
pemimpin, Tuhan juga bisa pakai kamu dan saya as a Leader! Ketika kita
dipercayakan sebuah posisi untuk memimpin, jangan takut! Tuhan pasti
perlengkapin kita. Dan para pria, berikanlah kepercayaan kepada pemimpin wanita
sama seperti engkau memberikan kepercayaan kepada pemimpin pria-mu.
Lalu
bagaimana seorang Debora bisa menjalankan ketiga fungsi itu dengan baik?
Jawabannya
adalah karena Debora mengerti dengan baik setiap peran yang dia jalani. Sebagai
seorang Hakim, dia harus bertindak tegas untuk mengambil keputusan-keputusan,
memiliki wibawa pemimpin. Dan Debora menjalankan itu dengan baik, ketika Tuhan
memerintahkan untuk memerangi Sisera, Debora menjalankan tanggung jawabnya
sebagai pemimpin dengan baik. Namun ketika dia pulang ke rumah, Debora bukanlah
lagi seorang Hakim. Dia adalah seorang istri dari Bapak Lapidot. Dia harus
menjalankan fungsinya sebagai seorang istri, sebagai penolong Bapak Lapidot,
mendukung, menghormati, tunduk dan taat kepada Lapidot. Dia melepaskan semua
atribut Hakim-nya ketika menjalankan fungsi seorang istri. Begitu pula dengan
perannya sebagai seorang ibu. Debora tidak mungkin menganggap anak-anaknya sama
seperti bangsa Israel yang dia pimpin, dia harus mengasihi anak-anaknya sebagai
seorang ibu. Jadi kunci kesuksesan Debora adalah dia mengerti setiap peran yang
dimilikinya dan menjalankan dengan baik.
Kita
harus belajar seperti Debora. Mungkin kita adalah seorang Manager di kantor
yang memimpin beberapa anak buah, tapi di Gereja kita memiliki
pemimpin-pemimpin rohani. Ketika kita di kantor, kita harus menjalankan fungsi
kita sebagai pemimpin namun ketika kita berada di Gereja kita tidak boleh
menjalankan fungsi kita di kantor, kita harus bisa tunduk kepada otoritas yang
ada. Jangan mentang-mentang kita seorang Manager yang biasa perintah kanan
kiri, kita jadi nggak mo kalo diminta tolong oleh pemimpin di Gereja. NO NO
NO..
***
Untuk pertanyaan ke-2 menurutku Kak Dita lebih cocok ke Mulan deh. Soalnya waktu itu pernah ada di postingan Kak Dita ntah yang mana, kak Dita pernah bilang lebih baik disuruh perang daripada nunggu. Yahh kurang lebih seperti itu, jadi Mulan cocok dehh. Manis tapi berani.hahaha. Bener nggak tuhhh?? :p
***
Sebenernya tujuan bikin postingan ini cuma buat ikut quiz doank, dapet buku gretong. Tapi koq waktu nulis jadi kegampar juga yaa.hehe. Yaahh gue juga masih harus belajar buat jadi wanita yang seutuhnya (emang selama ini nggak utuh?? :p) Belajar buat menjalankan setiap peran dengan baik gituh =)
Well, Gong Xi Fat Chai. Xin nian quai le =)
0 komentar
pliss give your comments to encourage me :)