Be 100%

22.18

Pernah nggak denger sebuah statement seperti ini?? “Kesuksesan itu berasal dari 10% bakat, 90% usaha. Jadi kalo mo sukses nggak perlu bakat yang penting usaha” Pasti pernah kan denger statement seperti itu?? Nahh saat ini gue mo bahas tentang statement itu. Gue tidak sepenuhnya setuju atas statement tersebut?? Loo koqq gtuu kez??hohoo.. Gue dulu pernah sharing dengan salah satu ketua youth gue, Oktav tentang hal ini. Waktu itu, ada re-commitment bidang dimana kita mo focus untuk melayani, dan saat itu gue bingung karena gue banyak mo-nya.hahaa.. Saat itu Oktav membahas tentang hal ini, saat itu gue belum sepenuhnya mengerti tentang hal ini. Nahh akhir-akhir ini, gue dapet hikmat dari Tuhan tentang hal ini. So, I want to share it with you guyz.. J

Back to Bible..
Gue sekarang mo membiasakan untuk Back to Bible. Alkitab ada bukan untuk kasih kita penghiburan atau kekuatan ajaa, tapi Alkitab juga mengajari kita tentang hal-hal yang kita alami sehari-hari. Seperti masalah bakat atau talenta ini.. Mari kita lihat Matius 25:14-30 “Perumpamaan tentang Talenta” Gue certain sedikit yaa untuk mengingatkan tapi untuk lengkapnya silahkan dilihat di Alkitab masing-masing.. J

Hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau berpergian ke luar kota dan memanggil hamba-hambanya untuk dipercayakan hartanya. Ada yang diberi 5 talenta, ada yang diberi 2 dan ada yang diberi 1, masing-masing menurut kesanggupannya. Setelah ia berangkat, pergilah hamba yang menerima 5 talenta tersebut dan menjalankannya sehinga beroleh laba lima talenta. Begitu pula dengan hamba yang menerima 2 talenta, ia menjalankannya dan beroleh laba 2 talenta. Namun, hamba yang menerima 1 talenta, ia hanya menyembunyikan di dalam tanah dan talenta itu tidak beroleh laba apapun. Ketika Tuan itu kembali, hamba yang menerima 5 dan 2 talenta dipuji oleh tuannya karena telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil namun hamba yang memperoleh 1 talenta, dikatakan bahwa ia adalah hamba yang jahat dan malas. Dan dicampakkannya hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.

Talenta yang dimaksud di Alkitab adalah satuan sejumlah uang, jadi tuan itu mempercayakan sejumlah uang untuk dikelola hamba-nya. Jumlah yang dipercayakan itu diberikan menurut kesanggupan masing-masing. Begitu pula dengan kita, kita diberi sejumlah talenta menurut kesanggupan kita masing-masing. Talenta yang Tuhan berikan kepada kita salah satunya adalah dalam bentuk bakat. Bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. (www.artikata.com) Garis bawahi kata dibawa sejak lahir.

Hal ini berarti sebenarnya kita sudah mempunyai bakat itu sejak kita lahir, sadar atau tidak, sebenarnya kita mempunyai sebuah kepandaian dalam bidang tertentu sejak kita lahir. Daaaann tugaas kita adalah untuk menemukan dan mengembangkannya untuk kemuliaan nama Tuhan.

Duluu gue sempet berpikir, wahh Tuhan itu nggak adil yaa.. Koqq kasih bakat jumlahnya beda-beda. Kenapa nggak disamain ajaa jumlahnya? Kalo yang punya banyak bakat enaak donk, bisa buat ini, bisa buat ituu nahh kalo yang cuma punya 1 bakat?? Mo diapain tuhh bakat?? Okay, katakanlah si empunya banyak bakat itu bisa lakukan ini dan itu, tapiii dia juga punya tanggung jawab yang besaaar loo.. Dia harus menemukan bakat-bakatnya itu dan mengembangkannya. Misalnya, si Ani punya bakat melukis, menyanyi, menari. Bayangkanlah, si Ani ini harus bekerja keras untuk mengembangkan bakat yang dia miliki. Gue rasa yang terpenting bukan masalah kuantitas tapi masalah kualitas. Kalopun kita punya bakat nehh, 1 doaaank, menari. Kita bisa lebih fokus pada menari, latihan keras, ikut lomba menari, dan ujungnya kita menjadi penari yang luar biasa untuk Tuhan. Sejak gue mengetahui kebenaran ini, gue jadi nggak pernah iri-iri sama orang yang kayanya multi talent bangeed, mereka itu punya kewajiban untuk mengembangkan semua bakatnya. Itu bukan hal yang gampang teman, butuh usaha, kerja keras, smangaad yang tinggi. Setiap orang punya “porsi” masing-masing dan nggak perlu iri akan “porsi” yang dimiliki oleh orang lain.

Kenapa kita harus menemukan dan mengembangkan bakat kita?
1. Menjadi salurannya Tuhan
Setiap kita punya tugas yang sama di hadapan Tuhan. Pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan. Pergi membritakan Injil. Tugas yang sangat mulia itu harus kita laksanakan, tapiiii tidak dengan cara yang sama.. Heeee?? Begini loo teman, setiap kita memang wajib, kudu, mesti untuk melaksanakan tugas itu. Tapi Tuhan mo kita kreatif, Tuhan mo kita melaksanakan dengan cara kita masing-masing. Sebagai contoh seperti ini, ada soal hitungan

5x(6+4) Soal hitungan ini bisa dikerjakan dengan berbagai cara. Bisa saja dengan (5x6) + (5x4) atau (6+4)x5. Kedua cara tersebut membawa kita kepada sebuah hasil yaitu 50.

Nahh begitu pula dengan tugas kita di dunia ini. Tuhan mo kita membritakan Injil dengan cara kita masing-masing. Yang punya bakat menulis, ayoo menulis tentang Tuhan, yang punya bakat menari, menyanyi, melukis, dll, ayoo kita kembangkan bakat kita itu bukan untuk sombong-sombongan tapi untuk Tuhan. Gue pernah denger cerita si Oktav ini tentang buku yang dia baca, jadi si pengarang buku ini punya bakat memahat. Nahh dia berpikir apa yang dia bisa lakukan untuk kemuliaan Tuhan dengan pahatan dia? Sehingga dia mulai mengerjakan hal-hal lain, yaa diaa sukses namun tidak maksimal. Ketika dia mulai kembali pada dunia memahat, Tuhan pakai dia luar biasa sehingga waktu itu banyak jiwa yang bertobat dari hasil pahatannya (lupa cerita lengkapnya :p). The point is kita harus temukan dan kita harus mengembangkannya bukan supaya kita terlihat hebat. Bakat yang ada di diri kita itu semua PEMBERIAN TUHAN loo, bukan karena kita yang pilih atau bukan karena kita hebaad sehingga kita punya bakat. Itu semua pemberian Tuhan, kita hanya PENGELOLA-nya saja. Tugas kita hanya mengelola dan mengembangkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.

2. Hidup kita adalah hidup yang melayani
Kita hidup di dunia ini bukan untuk diri kita sendiri, namun juga untuk orang lain. Apa yang kita miliki bukan untuk kita nikmati sendiri, namun untuk kita bagi juga dengan orang lain. Sebagai contoh seperti ini, gue punya 1 sahabat, dia punya suara yang bagus. Dia memang punya bakat di bidang musik dan menyanyi, jadi kadang kalo lagi sama dia truz lagi bete banged, dia suka nyanyi-nyanyi ga jelas kadang teks diubah-ubah tapi untungnya suara dia bagus jadi cukup menghibur gue.hahaa.. Contoh lain, ada seorang temen gue lagi yang orangnya rapiii bangeed, kalo buat pembukuan atau apapun itu rapiii skaliiii jauuuh dehh darii gueee..hahaa.. Nahh waktu itu gue mo buat pembukuan dan dia ajarin guee..
Seperti itu lah kurang lebih. Bakat atau talenta yang kita miliki bukan untuk kita simpen, kita sayang-sayang. NO!! Bakat itu untuk kita bagikan ke orang lain. Misalnya di Gereja ada acara dan butuh dekor, kalo kita memang punya bakat khusus di bidang desain, kita bisa sumbang ide-ide kreatif kita. Bukan malah kita simpen tuhh bakat. Buat apaa kita punya bakat kalo kita nggak gunakan untuk membantu orang lain. Bakat itu hanya menjadi sesuatu yang nggak berguna dalam hidup kita. Bakat itu akan terus berkembang jika kita terus menggunakannya. Bakat kita itu untuk orang lain dan untuk Tuhan.

3. Tuhan mau apa yang ada pada diri kita
Perumpamaan 5 roti dan 2 ikan cukup menggambarkan bahwa Tuhan bertanya apa yang ada pada diri kita. Tuhan nggak menanyakan apa yang tidak kita miliki. Tuhan tanya apa yang kita punya dan Tuhan mo kita untuk mengusahakan dan mengembangkan apa yang kita punya. Nggak perlu mencari-cari apa yang kita nggak punya, ckup temukan apa yang ada pada diri kita dan kembangkan. J

Bagaimana cara kita menemukan bakat kita?
1. Ikut tes bakat
Sekarang udahh banyak tes-tes yang hasilnya bisa mengindikasi kita berbakat di bidang apa. Bisa dicoba tes-tes bakatnya..hehee..

2. Terlihat Menonjol dan Mudah Belajar
Gampang ajaa koqq cara kita menemukan bakat kita, di bidang mana kita terlihat lebih menonjol dari pada bidang lainnya. Bidang apa dimana ketika kita melakukannya, kita terlihat lebih cakap daripada bidang lainnya. Indikasi lainnya adalah biasanya kita lebih mudah belajar di bidang itu. Sebagai contoh kalo kita punya bakat di bidang music, kita akan lebih mudah untuk belajar musik daripada orang yang tidak punya bakat di bidang musik.

3. Pujian
Ini cara yang lebih mudah. Kalo memang bidang itu menjadi bakat kita, biasanya kita mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain bahwa yang kita hasilkan itu bagus. Sbagai contoh gue, gue 4 tahun pelayanan jadi singer, nggak pernah ada yang muji kalo suara gue bagus.hahaha.. (kasian :p) tapi beberapa bulan setelah gue mencoba untuk menulis di blog, banyak orang yang bilang tulisan gue bagus. Nahh gue jadi sadar bahwa bakat gue di bidang menulis. Bukannya kita haus akan pujian atau mencari pujian loo, ini hanyalah salah satu cara supaya kita bisa lebih mudah mengetahui dimana bakat kita.

Back to statement awal gue, kalo orang bilang “semua orang bisa sukses kalo usaha keras, meskipun bukan bakatnya yang penting usaha.” Jujur gue agak kurang setuju dengan statement itu, yaa kalo kita bener-bener usaha keraas, kita memenuhi 90% itu, tapi kalo itu bukan bakat kita, di persenan bakat kita nggak akan sampe 10%, mungkin hanya 5% atau 7%, jadi kalo ditotal yaa nggak sampe 100%. Gmnaa kalo kita balik, kita temuin bakat kita (10%), terus berlatih dan kerja keras (90%) nahh kalo ditotal jadi 100% kan?? Kitaa jadi bisa maksimal 100% apabila kita bekerja, melayani di bidang yang kitaa bangeed dehh.. Ingeed, Tuhan tanya apa yang ada di diri kita? Tuhan nggak tanya bakat orang lain, Tuhan tanya apa yang kita bisa lakukan untuk Dia dan orang lain? Ituulah yang kita kembangkan. Ayoo temen-temen temukan bakat kalian, kembangkan, jadikan itu 100% untuk Tuhan dan untuk orang di sekitar kitaa. J

You Might Also Like

1 komentar

  1. hehehehe, sama Kez, aku dulu sering playanan jadi singer tapi kagak ada yang muji, pas mule nulis, baru ada yang muji (sama ya, kasian aku :p). Bukan pujiannya sih yang penting, tapi aku jadi tau....oowwww, maybe this is my talent ^^

    BalasHapus

pliss give your comments to encourage me :)

Subscribe