PikuL Sendiri

14.16

baca : Yosua 1:10-15

Setibanya di tanah Kanaan, Yosua sebagai pengganti Musa harus memimpin bangsa Israel memerangi suku-suku bangsa yang tinggal di Kanaan. Mereka harus mengirim mata-mata, dan turun berperang dengan kekuatan senjata. Ini berbeda sekali dengan campur tangan Tuhan atas kehidupan umat-Nya ketika mereka akan dilepaskan-Nya dari Mesir, dan ketika mereka berkelana di padang gurun.

Tuhan memelihara umat-Nya dengan cara-cara yang spektakuler—bahkan menurunkan manna untuk makanan mereka-sebab bangsa Israel yang dahulunya budak, saat itu belum sanggup hidup mandiri. Demikian pula kita, saat kita baru percaya kepada Tuhan Yesus, mungkin kita bisa melihat dan mengalami banyak hal spektakuler, tetapi seiring bertambah dewasanya kehidupan rohani kita, Tuhan ingin kita mampu memikul sendiri kuk yang dipasang-Nya.
Tuhan tidak memikulkan beban kita, tetapi Ia mengajar kita agar menjadi kuat untuk dapat memikul beban kita sendiri. Ini berarti panggilan kelegaan dari-Nya (Mat.11:28) tidak bermaksud menghilangkan masalah kita secara instan, tetapi mengajar dan melatih kita agar menjadi kuat menghadapi segala keadaan. Proses ini merupakan pelatihan dan pendewasaan calon pejabat dalam kerajaan-Nya.

Maka kita perlu mewaspadai ajaran-ajaran yang menganjurkan doa minta tolong agar Tuhan mengangkat beban kehidupan kita. Pola kerja Tuhan tidak demikian. Apabila Ia memandang suatu masalah tidak dapat kita pikul dan harus diangkat-Nya, maka Ia pasti mengangkatnya tanpa perlu kita minta tolong. Namun kalau Ia masih menghendaki kita memikulnya karena Ia mempunyai rencana bagi kita, maka beban tersebut akan masih tetap ada dalam kehidupan kita.

Misalnya seorang anak Tuhan yang mengalami masalah ekonomi harus bekerja keras, mengembangkan diri, produktif, rajin, hemat, dan menjaga integritas. Pergumulan untuk menanggulangi masalah ekonomi ini merupakan kesempatan Tuhan mendewasakannya; bukan lantas ia merengek-rengek minta Tuhan menyelesaikan masalah ekonominya.

Contoh lain, bagi seseorang yang mengidap penyakit, misalnya diabetes, tentu ia tidak boleh sembarangan makan, tetapi harus menghindari makanan-makanan yang akan meningkatkan kadar gula darahnya. Ia harus mengubah pola makan dan pola hidupnya, bertanggung jawab atas pola makan dan pola hidupnya yang keliru pada masa lalu. Jadi kita harus menjaga tubuh kita yang adalah bait Roh Kudus dengan penuh tanggung jawab.



Seiring bertambah dewasanya kehidupan rohani kita, Tuhan ingin agar kita mampu memikul sendiri kuk yang dipasang-Nya..

You Might Also Like

1 komentar

  1. Hehehhee.. tengss mamii.. makin menguatkan gw ajah :D :D ~

    BalasHapus

pliss give your comments to encourage me :)

Subscribe