Being Sacrificed

00.37

Hari Jumat tanggal 22 Juli kemarin, ada pengumuman untuk ikut menara doa dengan Pastor dan pengerja umum. Waktu aku denger pengumuman itu, aku sudah langsung memutuskan untuk tidak ikut. *bandel* hahahaha. Tapi hari kamis, jelas Tuhan tegor aku enn aku taoo, aku harus ikut ! Well, kami memulai doa dengan menyanyikan sebuah lagu baru yang dipimpin oleh seorang Worship Leader, aku tidak taoo lagu itu, jadi aku hanya diam menikmati sambil sesekali mencoba menyanyikan. Aku mulai merasakan hadirat dan kehadiran Tuhan, sampai Tuhan mengatakan sesuatu…………………………….
Kez, saat ini kamu sedang membawa persembahan untukku, tapi mo kah kamu sendiri yang menjadi persembahan untuk-ku??SHOCK !! Menjadi persembahan untuk Tuhan berarti kita sendiri yang menjadi korban persembahan, menjadi domba yang dipersembahkan untuk Tuhan. Aku pernah denger Oktav, my youth leader, berbicara soal ini, menjadi korban. Banyak anak Tuhan yang menjadi pembawa persembahan/korban, tapi nggak banyak anak Tuhan yang merelakan dirinya untuk menjadi korban persembahan.

Waktu Tuhan tanya itu ke aku, aku terdiam sejenak, tapi tak lama aku jawab, “Yaa Tuhan, kezia mo jadi korban persembahan untuk Tuhan.”

Lalu Tuhan bilang dengan sangaad lembut,
“Tapi ini tidak akan mudah loo Kez, hati-mu akan Ku-‘remukkan’, hidup-mu akan ku proses untuk jadi persembahan yang benar-benar menyukakan hati-Ku, ada banyak kejadian yang mungkin nggak enak untuk daging-mu, tapi itu akan memprosesmu untuk jadi persembahan yang berkenan di hati-Ku. Masih mo Kez??

Kezia : ………………………….. *terdiam* Yaaa Tuhan, Kezia mo.......

Tuhan : Apakah kamu merelakan hidup-mu untuk dibentuk oleh-Ku, Kez?? Tanpa kerelaan dari diri mu, ini akan jadi proses yang lebih menyakitkan.

Kezia : Yesss Tuhan, Kezia mo dan rela hidup kezia dibentuk sesuai dengan yang Tuhan mo. Meskipun kezia taoo ini sakit, tapi kezia mo..

Setelah itu aku nangis, aku taoo jelas pembentukkan Tuhan itu tidak mudah. Aku sudah mengalaminya 2 minggu terakhir, tapi itu baru permulaannya. Weleeehh, permulaannya aja udah menguras banyak air mata-ku, bagaimana kelanjutannya??hehehe..

Aku sadar bahwa untuk jadi korban persembahan yang menyukakan hati Tuhan, kita harus jadi korban yang sehat dan sempurna. Ingeed nggak dulu waktu bangsa Israel mempersembahkan korban (domba) untuk Tuhan?? Saat itu domba yang dipilih adalah domba khusus. Domba yang sehat tentunya dan sempurna, nggak boleh tuh domba yang lagi sakit, atau yang punya cacat kaki, cacat tangan, kulit-nya nggak sempurna. Wahh ituu tidak masuk dalam hitungan domba yang akan dipersembahkan..

Begitu pula dengan kita, kalo kita nggak sehat dan sempurna, kita nggak bisa jadi domba yang menyenangkan hati Tuhan. Kalo kita masih punya sakit hati, punya karakter yang nggak bagus, nahh itu nggak masuk hitungan. Aku bilang seperti ini bukan berarti aku punya hati yang sehat dan sempurna, punya karakter yang luar biasa baik. No NO ! Aku masih jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhh bangeed dari sehat dan sempurna. Oleh karena itu aku mo dan rela dibentuk Tuhan.

Waktu kita merelakan hidup kita untuk dibentuk Tuhan, kita seperti berkata, “Tuhan ini hidup-ku. Terserah Tuhan mo bentuk aku seperti apa. Mo dibentuk patung manusia, mo dibentuk guci, dibentuk vas. Terserah Tuhan, aku taoo Tuhan pasti kasih bentuk terbaik untuk aku.” Bukankah kita ini hanyalah tanah liat yang tidak akan menjadi barang bagus tanpa Tuhan Yesus sang Penjunan kita??

Butuh proses dan kerelaan untuk dibentuk. Waktu kita merelakan hidup kita untuk Tuhan, kita harus rela kalo Tuhan mengikis dan membuang sifat-sifat jelek kita, mimpi-mimpi kita yang nggak sesuai dengan mimpi Dia, dan itu sakit ! Itu bukan perkara yang mudah. Aku punya sebuah karakter yang sangaad jelek, dan aku taoo Tuhan mo kikis dan buang karakter jelek itu dari hidup-ku. Berulang kali aku dihadapkan dengan situasi yang nggak enak, berulang kali aku jatuh dan bangun, tapi aku nggak menyerah, aku hanya pasrah kepada Penjunan-ku yang akan membuat hati ku jadi baru.

Aku sedang membaca sebuah buku berjudul “Before 30”, buku ini berisi perjalanan hidup seorang hamba Tuhan besar, Philip Mantofa. Aku kutip perkataan beliau di buku itu.

“Ia ingin saya memiliki hati yang radikal kepada-Nya. Ia ingin membentuk karakter saya. Hari itu saya baru menyadari bahwa rahasia dipakai oleh Tuhan secara luar biasa itu terletak pada hati yang radikal. Saya mau radikal bagi Dia!”

Waahh waktu aku baca ini, aku tertampar. Bagaimana bisa kita bilang radikal sama Tuhan kalo kita nggak mo dibentuk karakternya oleh Tuhan?? Nggak mungkin! Kita harus punya hati yang mo dan rela untuk dibentuk Tuhan, untuk masuk dalam pembentukkan Tuhan. Kita harus punya hati yang pasrah, terserah Tuhan dehh mo bentuk kaya apaa, aku ikuuuuut ! :p

So, temen-temen gmana?? Mo kah kita meresponi kerinduan Tuhan sekarang?? Tuhan bilang, "sudah terlalu banyak orang yang menjadi pembawa persembahan untuk-Ku, Aku sekarang mencari orang yang mo menjadi persembahan untuk-Ku. Mo kah kamu menjadi persembahan untuk-Ku?? Mo kah kamu menjadi korban persembahan yang haruuum bagi-Ku??"

Jawab sendiri yaa teman-temaaaan….. J

You Might Also Like

1 komentar

  1. mauuuuuu .. tp emank kdg2 komitmen itu malah ga dlakukan krn keegoisan hati huhuhu muekipun sulit tp tetep mau blajar memberikan persembahan yg terbaik utk Tuhan.

    kez Philip Mantofa itu yg pernah dbawa ke neraka kan ama Tuhan? kmrn ada muncul di Global TV pas KKR dia

    BalasHapus

pliss give your comments to encourage me :)

Subscribe