[Review] Critical Eleven

15.52



Aku nyaris nggak inget kapan terakhir baca novel, mungkin pas kuliah kali ya. Alasannya sih dulu adalah sibuk bok, awal-awal kerja itu masa adaptasi dimana pulang kantor rasanya pengen langsung tidur (kalo sekarang mah udah jago ngelayap). Alasan kedua adalah aku tau bahwa novel teenlit itu kurang memberikan pengaruh baik buat aku. Saat pacaran kemarin, tanpa sadar aku nuntut pacar untuk jadi kaya cowo-cowo di novel, berpikir bahwa patokan romantis itu seperti yang ada di novel!

Tapi beberapa bulan lalu, aku liat blogger rekomendasiin buku Critical Eleven ini, awalnya aku pikir ini bukan novel jadi yaa aku beli-beli aja. Ehh ternyata novel! Hahaha. Buku ini sempat hanya menjadi pajangan di rumah-ku, untungnya di awal 2019 ini, keinginan untuk baca buku lagi besar, langsung-lah aku mulai baca buku ini.

Here is the short summary..
Kisah cinta Ale dan Anya diceritakan nyaris sempurna, bertemu tanpa sengaja di atas pesawat, berpacaran, menikah. Everything seems so perfect, sampai suatu hari, perkataan Ale merusak kesempurnaan hubungan mereka.
Yang bikin buku ini unik dan greget adalah karena diceritakan dari 2 sudut pandang Ale dan Anya, jadi kerasa hidup banget cerita-nya. Ini pertama kalinya aku baca novel dengan gaya penulisan seperti ini, dan sukses membuat aku nggak mau berhenti untuk baca. hihi..

***
Then, aku tertarik dengan sebuah statement di novel ini..
Orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita.
Dan kalau aku boleh menambahkan, orang yang membuat kita terluka adalah orang yang diizinkan Tuhan untuk membentuk karakter kita. Kita bisa mengembangkan talenta kita sendirian, tapi kita nggak bisa mengembangkan karakter kita tanpa bergesekan dengan orang lain.

So, jangan takut bersahabat dengan orang lain, mau udah pernah dikecewain dan dilukai berapa kalipun, percayalah, kita tidak akan pernah menjadi dewasa kalau kita selalu menghindari konflik.

Akhir kata, Critical Eleven ini keren banget!
I really recommend this book. Novel tentang percintaan yang nggak norak dan sangat realistis.
Thank you Ika Natassa for writing beautifully like this.


You Might Also Like

2 komentar

  1. Aku belum baca novelnya, tapi sudah nonton filmnya. Aku nangis lo nontonnya, maybe karena waktu itu aku nonton pas lagi hamil, jadi bener2 ngebayangin kalau terjadi sama aku kali ^^'

    BalasHapus

pliss give your comments to encourage me :)

Subscribe